Random Posts

Home negeri / peran / santri / untuk

Peran Santri Untuk Negeri



Peran Santri Untuk Negeri-Membela agama Allah. Itulah mungkin ungkapan yang lebih tepat untuk mengartikan jihad. Di negara kita ini semenjak turunnya presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dan digantikan oleh presiden Jokowi Dodo, diramaikan dengan masalah yang mengajak dan memaksa kita sebagai muslim untuk berfikir luas, artinya jika sebelumnya banyak dari umat islam yang tidak perhatian akan masalah kenegaraan, sekarang mereka dituntut harus memikirkannya. Lebih-lebih adanya fakta mengenai banyaknya penduduk cina yang hijrah ke negara kita ini.  Melihat keadaan yang semacam itu, ulama nusantara diantaranya adalah al-Habib Rizieq bin Syihab memunculkan sebuah gerakan dan aksi yang banyak menarik perhatian umat islam diseluruh penjuru nusantara ini.
Jika kita teliti sampai keakar, tindakan yang diambil oleh sebagian ulama kita itu sangatlah tepat, melihat besarnya bahaya yang akan ditimpa oleh negara ini jika masalah semacam diatas dibiarkan begitu saja tanpa ada reaksi dan tanggapan yang tegas dari umat islam. Hanya saja apakah seluruh umat islam harus memikirkan masalah kenegaraan seperti diatas? Ataukah alangkah baiknya bagi umat islam untuk membagi tugas, semisal: yang ada dipesantren ya tugasnya belajar saja, tidak usah memikirkan yang lain, yang diluar pesantren silahkan untuk memusatkan perhatiannya kemasalah kenegaraan? Ataukah bagaimana sebenarnya agama islam mengajarkan kita dalam mengambil sikap ketika ada masalah semacam itu?. Ada beberapa hal yang harus diketahui terkait sikap apa dan strategi bagaimana yang harus kita ambil sebagi umat islam. Dan bagaimanakah peran santri untik negeri?

JEJAK LANGKAH RASULULLAH SAW

Kita coba mengambil pelajaran dari sejarah. Suatu ketika Rasulullah SAW mengutus bala tentara untuk memerangi orang musyrik, sementara para sahabat tidak ikut, maka melihat tindakan para sahabat yang tidak ikut perang tersebut, orang kafir mengejek mereka, “ bagaimana sahabat itu kok tidak ikut perang sedangkan bala tentara sudah berangkat atas perintah Rasulullah “. Begitulah kiranya ejekan dari orang kafir pada sahabat. Mendengar ejekan semacam itu secara spontan sahabat tidak terima, sebab dengan begitu mereka dianggap sebagai sahabat yang tidak begitu peduli atas agamanya, ketidak terimaan itu mereka aplikasikan dalam bentuk aksi, artinya ketika itu juga para sahabat bergegas pergi ke medan perang demi membela agama rasulnya. Ternyata tindakan yang diambil oleh para sahabat itu mendapat tegoran langsung dari Allah SWT QS: at-Taubah ayat:121;

ما كان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة طائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم لعلهم يحذرون

Tidaklah pantas bagi suluruh umat islam untuk pergi menuju medan perang, melaikan harus ada sebagian dari mereka yang menetap di daerahnya (tidak ikut perang), agar bisa belajar agama dari Rasulullah SAW dan mengajarkannya pada golongan yang ikut perang ketika mereka pulang.


Dari catatan sejarah diatas kita bisa mengambil pengetahuan yang sangat berharga, bahwa sikap yang menurut akal manusia baik dan benar, belum tentu itu baik dan benar menurut syariat (Allah dan Rasulnya), terbukti sikap yang diambil sahabat yang menutut mereka itu adalah yang paling baik, ternyata itu kurang tepat, sebagaimana tegoran Allah melalui ayat al-Quran diatas.
Pengetahuan berikutnya yang bisa kita serap dari rekaman sejarah diatas adalah bahwa kejayaan islam itu sebenarnya terletak pada ilmu pengetahuan, tidak cukup hanya aksi dan perbuatan belaka. Terbukti Allah SWT menjelaskan dalam firmannya diatas tentang apa gunanya sebagian sahabat harus menetap didaerahnya masing-masing (dilarang ikut perang), yaitu untuk belajar agama dari Rasulullah, setelah itu mengajarkannya pada sahabat yang ikut perang. Dari sini berarti ilmu itu sangat penting dalam menempuh kejayaan islam. Hal itu disebabkan bahwa sebuah perbuatan jika tidak didasari dengan ilmu yang mapan, perbuatan itu akan sia-sia. Jadi agar perang yang dilakukan oleh sahabat ketika itu membuahkan hasil (ridho allah swt). Maka para sahabat harus berbagi tugas, ada yang perang dan ada yang belajar pada Rasulullah SAW.

JEJAK LANGKAH PARA ULAMA

Mungkin kita masih ingat mengenai kejayayan islam setelah para ulama berhasil mengalahkan pasukan bersalib ketika itu. Umat islam berhasil menang dalam berperang melawan pasukan bersalib itu sebab jasa besar para ulama, yang mana mereka sadar bahwa kejayaan islam hanya bisa dicapai dengan ilmu pengetahuan yang mapan, sehingga para ulama ketika itu tidak hanya fokus untuk melawan pasukan bersalib yang terus menyudutkan mereka dengan adanya aksi yang memanas, tapi juga mengajarkan pada umat islam hal penting mengenai sikap dan keyakinan yang benar menurut syariat, seperti meyakini bahwa kemenangan dan kekalahan adalah keputusan Allah swt, menata niat dalam berbuat, dll, yang pada akhirnya umat islam memilii pendirian yang teguh, berkeyakinan yang mendalam akan kekuasaan Allah SWT.
            Salah satu ulama yang memiliki kerangka perfikir seperti itu adalah al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghozali yang masyhur dengan sebutan ‘al-Ghozali’, sampai akhirnya beliau mengarang kitab yang sangat bagus dan menjadi rujukan umat dalam hal ilmu tasawuf yaitu: ihya’ ulumiddin. Jadi begitulah jika kita menengok pada sejarah. Kejayaan islam berhasil dicapai adalah dengan ilmu pengetahuan yang dalam dan mapan.
Kesimpulannya sikap yang baik untuk menanggapi masalah yang sedang memanas di negara ini adalah dengan cara membagi tugas, dalam artian ada yang turun ke lapangan untuk membela agama dan negaranya, dan ada yang belajar yang pada akhirnya dengan hasil belajar itu kita sebagi umat islam didak akan pernah berada dalam genggaman orang kafir serta akan menuai kejayaan yang didambakan, amin.  Itulah mungkin sebagian dari strategi islam dalam melawan orang yang memusuhinya demi menegakkan agama Allah SWT.



Baca juga :

1 komentar:

to Top